9 Fakta Unik dan Menarik Bandar Udara Soekarno-Hatta
5 mins read

9 Fakta Unik dan Menarik Bandar Udara Soekarno-Hatta

Bagi yang sering bepergian dengan pesawat rasanya tidak akan asing dengan nama Bandara Soekarno-Hatta. Di balik kemegahannya, bandara terbesar di Indonesia ini ternyata juga memiliki beberapa fakta unik yang menarik untuk disimak lho!

Mulai dari pemilihan lokasi hingga fasilitas yang disediakan, berikut adalah beberapa fakta unik dan menarik seputar bandara Soekarno-Hatta yang patut kamu simak.

1. Mengambil nama dari dua proklamator Indonesia

Salah satu tren penamaan sebuah bandara adalah dengan mengambil nama pahlawan atau nama orang yang memiliki banyak jasa pada negara tersebut. Makanya ada cukup banyak airport di berbagai negara yang mengambil nama dari mantan presiden atau pemimpin mereka.

Bandara Soekarno-Hatta sendiri tentu tidak asing karena namanya diambil dari dua bapak proklamator Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta yang juga menjadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

2. Bandara Soekarno-Hatta memiliki nama lain

Bandara Soekarno-Hatta juga seringkali disebut dengan nama Bandara Cengkareng karena lokasinya yang berdekatan dengan wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Padahal sebagian besar wilayah Bandar Udara Soekarno-Hatta justru berada di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

3. Pemilihan lokasi

Sebelum memutuskan untuk membuatnya di lokasi sekarang, awalnya ada beberapa calon wilayah yang menjadi cikal bakal Bandara Soekarno-Hatta. Dengan bantuan USAID, ada delapan lokasi potensial yang direkomendasikan mulai dari Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara.

Pada akhirnya daerah Tangerang Utara dipilih dan ditandai dengan Jonggol sebagai lokasi bandara alternatif.

4. Bandara Soetta Menggantikan Bandara Kemayoran

Jauh sebelum Bandara Soekarno-Hatta dibangun, penerbangan internasional dilayani oleh Bandara Kemayoran. Namun di pertengahan tahun 70-an, lokasinya dianggap terlalu dekat dengan basis militer indonesia, yaitu Bandara Halim Perdanakusuma.

Khawatir akan mengganggu lalu lintas udara yang semakin padat, pemerintah saat itu akhirnya memindahkan semua aktivitas di Bandara Kemayoran ke bandara baru, Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara Kemayoan sendiri perlahan mulai ditutup dan resmi berhenti beroperasi pada 31 Maret 1985. Kini bangunan yang ada dialihkan menjadi Jakarta International Expo (JIExpo) yang banyak menyelenggarakan acara-acara besar di Jakarta seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).

5. Didesain oleh Arsitek asal Perancis

Pembangunan terminal 1 dan 2 Bandara Soetta dilakukan berdasarkan desain arsitek terkenal asal Perancis, Paul Andreu. Paul Andreu sendiri dikenal sebagai perancang sejumlah bandara di seluruh dunia seperti:

  • Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino (Manila – Filipina)
  • Bandar Udara Internasional Pudong Shanghai (Shanghai – Cina)
  • Bandar Udara Internasional Abu Dhabi (Abu Dhabi – UEA)
  • Bandar Udara Internasional Dubai (Dubai – Qatar)
  • Bandar Udara Internasional Kairo (Kairo – Mesir)
  • Bandar Udara Internasional Brunei (Bandar Seri Begawan – Brunei Darussalam)
  • Bandar Udara Internasional Charles de Gaulle (Paris – Perancis)
  • Bandar Udara Orly. (Paris – Perancis)

Meski dirancang oleh arsitek luar negeri, Bandara Soetta dibuat kental dengan nuansa lokal. Makanya di bandara ini kita bisa melihat desain khas dari berbagai suku di Indonesia mulai dari Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, hingga Papua.

6. Pembangunan Dilakukan Bertahap

Proses perencanaan dan pembukaan lahan hingga bangunan bandara selesai terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1975 hingga 1984.

Pada awalnya, Bandara Soetta hanya memiliki satu Terminal saja, yakni Terminal 1 yang terdiri dari 3 sub Terminal 1A, 1B, dan 1C.

Lalu pada tahun 1992 Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan tambahan Terminal 2 yang memiliki 3 sub Terminal yakni 2D, 2E, dan 2F dan digunakan untuk melayani penerbangan domestik dan internasional.

Kemudian pada tahun 2009, Terminal 3 mulai dibangun untuk meningkatkan kapasitas penumpang yang dapat dilayani. Berbeda dengan kedua terminal sebelumnya, Terminal 3 dibuat dengan desain yang mengusung konsep eco-friendly yang tampak lebih modern.

Tidak berhenti sampai di situ, ada rencana pembangunan Terminal 4 yang nantinya akanmembuat bandara internasional tersebut mampu menangani 87 juta penumpang per tahunnya.

7. Jadi Salah Satu Bandara Tersibuk di Dunia

Statusnya sebagai bandara internasional dan hub untuk menyambungkan beberapa bandara lain di Indonesia membuat Bandar Udara Soekarno-Hatta menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia.

bandara soekarno-hatta jadi salah satu bandara tersibuk di dunia

Sebelum pandemi, Bandara Soetta melayani 63-66 juta penumpang setiap tahunnya dan menjadi bandara tersibuk di Asia Tenggara melewati Bandara Changi di Singapura dan Bandara Kuala Lumpur di Malaysia. Dengan jumlah tersebut, Bandara Soekarno-Hatta bahkan masuk dalam 20 besar bandara tersibuk di seluruh dunia.

8. Tersedianya Kereta Bandara

Untuk mempermudah calon penumpang, Bandara Soetta kini menyediakan kereta bandara yang dapat diakses lebih cepat. Kereta bandara ini dapat digunakan untuk menuju atau keluar dari Bandara Soekarno-Hatta dan singgah di beberapa stasiun seperti Manggarai, BNI City, Duri, dan Batu Ceper.

Selain kereta bandara, ada juga kereta layang atau skytrain yang bisa digunakan untuk berpindah dari satu terminal ke terminal lain, termasuk juga dari dan ke stasiun kereta bandara.

9. Tersedianya Hotel Kapsul Bandara

Fasilitas unik lain yang disediakan Bandara Soekarno-Hatta adalah hotel kapsul. Beda dengan hotel pada umumnya, hotel kapsul berukuran sangat mini namun tetap efisien saat digunakan untuk beristirahat.

Hotel kapsul atau Digital airport Hotel ini terletak pada terminal 2 dan 3 dan dapat disewa sesuai dengan rentang waktu tertentu mulai dari 6 jam, 9 jam, atau 24 jam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *